Rabu, 27 April 2011

CINTA Pengabdian…
Saat cinta datang, yakinlah, seorang laki-laki perkasapun
takkan kuasa menolaknya

Ketika cinta datang, walaupun engkau membangun
tembok-tembok raksasa dari granit…
kau takkan dapat menghadangnya

Pabila cinta itu datang, bukalah gerbang hatimu,
sambutlah ia dengan suka, dengan duka, denga derita,
dengan air mata,

Karena cinta akan mengajarkan kepadamu tentang nilai
sebuah pengabdian dalam kesetiaan,

Karena cinta akan mengajarkan kepadamu
tentang nilai sebuah kesetiaan dalam pengabdian,

Karena cinta akan mengajarkan kepadamu
tentang cara bersabar dalam rindu sebuah penantian panjang,

Cinta akan mengajariku untuk bercerita tentang sebuah
masa yang terindah yang pernah hadir
dalam sandiwara anak manusia…


(Dicuplik dari Kitab Cinta II; Iip Wijayanto, DEMI CINTA)

Selasa, 26 April 2011

Tips Mencerdaskan Nurani
1.       Selalu mempunyai tujuan yang bersih dan baik.
2.       Pertimbangkan apa yang akan kita lakukan/katakana, apakah akan merugikan/menyakiti orang lain.
3.       Sesuatu yang akan kita lakukan/katakana butuh perencanaan.
4.       Jika kita merasa takut, berdzikirlah.
5.       Saat kita merasa bingung, ambil waktu beberapa detik , bernafaslah dengan tenang, lalu ingat kembali apa tujuan kita.
6.       Lakukan perbuatan yang telah kita yakini itu benar dengan cara yang baik dan menyenangkan semua orang.
7.       Jika kita melakukan sesuatu ha bersama banyak orang, kenalilah kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara mereka berbuat, berinteraksi, dan berbicara namun tetap menjadi diri sendiri.
8.       Jika kita ingin melakukan sesuatu tapi kita tidak tahu bagaimana melakukannya, ingatlah bahwa kata hati itu selalu bersih dan mengarah pada kebaikan.
9.       Jika kita melakukan sesuatu hal yang belum pernah kita lakukan dan kita merasa takut/ragu, jangan takut, jadikan itu tantangan.
10.   Jika kita melakukan sesuatu hal sendiri, ingat ada dua malaikat pencatat amal baik dan buruk, ada Allah SWT, dn banyak orang baik dan saleh di sekitar kita.
11.   Jangan lupa untuk selalu tersenyum.
12.   Menahan marah di hadapan orang lain dan berdzikirlah.
13.   Jika kita sedang sedih, temui orang-orang yang membuat kita tersenyum.

Senin, 25 April 2011

Pengertian Futur
Secara bahasa, kata al-futur memiliki dua arti: pertama, terputus dari rutinitas perbuatan atau berhenti dari aktivitas. Kedua, malas, berleha-leha, dan jenuh setelah sebelumnya rajin dan bersungguh-sungguh. Menurut istilah, futur menunjuk pada penyakit jiwa yang dapat menimpa siapa saja, terutama para penyeru kebaikan di jalan Allah. Penyakit future yang paling ringan adalah malas, berleha-leha, dan jenuh beramal. Sedangkan yang paling berat adalah berhenti atau mandek dari rutinitas yang dilakukan dengan penih kesungguhan.
Faktor-faktotr penyebab Futur :
1.       Terlalu membebani diri dalam beragama
2.       Berlebihan dalam makan dan hal yang mubah
3.       Berpisah dari jama’ah dan lebih senang hidup sendiri
4.       Jarang mengingat kematian dan hari kiamat
5.       Jarang melaksanakan amal saleh sehari-hari
6.       Memakan barang haram atau Syubhat
7.       Hanya memprioritaskan salah satu aspek agama
8.       Melupakan sunatullah pada alam dan kehidupan
9.       Kurang meluangkan waktu istirahat karena terlalu sibuk dan banyak tugas
10.   Tidak memiliki persiapan menghadapi berbagai rintangan
11.   Bersahabat dengan orang-0rang yang lemah tekad dan cita-citanya
12.   Bekerja seadanya secara individu atau kelompok
13.   Selalu melakukan kesalahan dan kemaksiatan kecil
Terapi mengatasi Futur :
1.       Menjauhi maksiat dan dosa
2.       Melakukan kebaikan dengan tekun
3.       Mencari waktu-waktu utama untuk berbuat kebaikan
4.       Tidak membebani diri dan tidak berlebihan dalam beragama
5.       Bergaul dengan masyarakat dan tidak mengisolasi diri
6.       Mencermati sunnatullah pada diri dan semesta
7.       Mengenali rintangan dalam berbuat baik sejak dini
8.       Melakukan kebaikan secara seksama dan terpola
9.       Berteman dengan orang-orang yang saleh yang selalu bersungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan.
10.   Memperhatikan hak tubuh untuk istirahat dan makan dan minum sewajarnya
11.   Sesekali memanjakan diri dengan hal yang mubah
12.   Selalu mengkaji kitab-kitab sirah dan biografi orang-orang saleh
13.   Mengingat kematian dan peristiwa sesudahnya
14.   Mengingat kenikmatan surge dan azab neraka
15.   Mendatangi majelis-majelis ilmu dan amal
16.   Mengamalkan agama secara kaffah (menyeluruh)
17.   Selalu intropeksi dan mawas diri

Minggu, 24 April 2011

TIPS

TIPS MENGEMBANGKAN MOTIVASI
1.   Temukan hal yang menyenangkan dalam diri kamu.
2.   Lakukan semua hal dengan perasaan ringan.
3.   Hadapi semua masalah dengan tersenyum.
4.   Cari hal yang menarik dalam tiap hal yang kita lakukan.
5.   Tantang dirimu untuk melakuka hal baru.
6.   Ambil kesempatan baru yang belum pernah dicoba.
7.   Pelajari semua hal yang menarik hati kita.
8.   Perluas cakra pikiranmu dengan membaca banyak buku.
9.   Berdzikir
10.                Selalu belajar.
11.                Mencoba untuk berprestasi
12.                Ikuti lomba-lomba, kegiatan-kegiatan positif,dll.
13.                Bergaul dengan banyak orang.
14.                Mengobrol dengan orang-orang yang berlatar belakang unik.
15.                Ikutan ceramah, seminar, diskus, pelatihan, dengan topik yang menarik.

Sabtu, 23 April 2011

NAGA UNGU

Cerita Bersambung
Judul     : NAGA UNGU

BAGIAN 1
Jakarta,
06.30 WIB

            Pagi yang cerah……
            Sang surya telah menyelimuti sinarnya, menghangatkan seluruh permukaan di lapisan muka bumi ini. Awan putih beserta birunya langit bergerak mengikuti arah mata angin berhembus. Sisa-sisa embun perlahan-lahan hilang seiring semakin siangnya hari. Segarnya udara taman kota menambah damai suasana sekitar di tengah hiruk-pikuknya kendaraan di luar sana. Ternyata masih ada tempat yang rindang di mana terdapat beberapa pohon tinggi yang membuat teduh di bawahnya, ini sangat jarang sekali ditemukan di kota Jakarta yang semakin sumpek oleh banyaknya gedung-gedung tinggi yang menjulang, mall-mall, dan bangunan-bangunan liar yang tumbuh di beberapa sudut kota.
            Selain padatnya penduduk kota Jakarta, yang menambah kesemrawutan adalah masalah kemacetan. Hal itu dapat terlihat dari kendaraan-kendaraan yang melintas di setiap ruas jalan protokol di Jakarta. Padahal pemerintah sendiri telah menanggulangi masalah kemacetan dengan mengadakan alat transportasi khusus, yaitu bus Transjakarta. Namun program tersebut belum sepenuhnya mengurangi angka kemacetan di Jakarta, tapi setidaknya pemerintah telah melakukan usahanya dengan sebaik mungkin. Untuk itu juga agar masyarakat Jakarta tidak jenuh karena masalah kemacetan, aktifitas sehari-hari, maupun berbagai problematika hidup. Maka pemerintah membuat taman-taman kecil di beberapa titik dalam kota. Seperti di taman komplek tempat di mana aku tinggal.
            Minggu pagi ini seperti biasa aku dan beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar tempat aku tinggal sedang melakukan aktifitas olah raga di taman kota. Ada yang berlari seperti aku, bermain bulu tangkis, voli, ada juga yang hanya sekedar jalan-jalan santai sambil menghirup udara segar. Aku berlari tidak cepat juga tidak lambat. Di telingaku terdapat headset yang terhubung pada musik player di lengan kiriku, yaitu Ipod. Aku berhenti berlari bersamaan dengan yang lainnya. Saat melewati sebuah bangku yang panjangnya kurang lebih dua meter, aku duduk sambil mengatur nafasku yang terengah-engah. Keringat keluar dari permukaan kulitku yang putih, lalu kusandarkan tubuhku pada bangku tersebut dengan kedua tangan yang kurentangkan.
            Aku duduk sambil memperhatikan orang-orang yang lewat di hadapanku. Sesekali aku mengedipkan mata nakalku kepada setiap gadis-gadis yang lewat. Ada yang membalasnya dengan senyuman ada juga yang membalas dengan pasang muka jutek dan jijik. Lalu ada seorang wanita tua berbadan gemuk yang mengenakan pakaian super ketat, hingga seluruh permukaan lekuk tubuhnya nampak terlihat jelas, sebuah handuk kecil berwarna merah jambu melingkar di lehernya. Kemudian dengan gaya centilnya wanita berumur setengah baya itu memberikan isyarat kepadaku dengan memberikan sebuah kecupan jarak jauh.
            “EMMMUAAACCHHHH.....
            Aku terkejut, mataku melotot, wajahku yang tadi murah senyum berubah jadi ketus.
            Buset neh ibu-ibu nggak inget apa sama umurnya....” Ucap aku dalam hati.
            Selain gadis-gadis dan ibu tua tadi ada juga pria yang membalas kedipan mataku. Dengan gaya kemayu pria itu melambaikan tangannya yang sangat gemulai kepadaku. Spontan hal itu membuat aku lebih syok dibandingkan dengan ibu-ibu gendut tadi. Aku segera mengambil langkah seribu. Dengan gerakan cepat aku berlari dari bangku yang aku duduki. Aku terus berlari di antara orang-orang yang sedang berlari pagi, saat berlari di antara kerumunan orang banyak aku bertabrakkan dengan seorang gadis ABG.
            “Heh ! apa-apaan neh? Kalo lari yang....” Belum selesai melanjutkan kata-katanya, gadis ABG tersebut menatap aku, sepertinya kami saling mengenal.



Bersambung…..

Jumat, 22 April 2011

Meet Penulis

Meet penulis di rumah SITTI

Setelah menghadiri acara Meet pesta penulis, “Menulis blog banyak menghasilkan uang”. Wah, jadi pengen serius nge-blog. Apa lagi di acara tersebut berbagi ilmu dan pendapat mengenai dunia tulis-menulis, so saya merasa tertarik sekali untuk segera bisa menulis blog. Even, latar belakag saya perhotelan, namun menulis tidak ada batasan karir mengenai pekerjaan. Semua orang bisa menulis. Tulisan tersebut tentunya memiliki makna dan menghibur bagi orang banyak. Dalam acara tersebut saya bertemu dan bertatap langsung dengan para pakar dan teman-teman yang sudah sukses berkecimpung di dunia tulis menulis dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Orang yang menjadi nara sumber pada malam itu, yaitu Jonru Ginting. Atau biasa dipanggil Jonru. Who’s he ? Awalnya saya mengetahui beliau hanya sekedar iseng cari info mengenai dunia tulis-menulis. Dan saya membaca salah satu artikel yang dimuat di internet tentang bagaimana menjadi penulis atau membuat tulisan kita dibaca oleh orang banyak. Saya mendaftar sebagai peserta salah satu yang tertarik pada artikel tersebut. Alhasil, pak Jonru mengirimkan saya beberapa kiat-kiat khusus untuk menjadi seorang penullis via e-mail. Ada beberapa kiat yang ia kirimkan ke e-mail saya. Saya sangat berterima kasih sekali kepada beliau, secara gratis mengirimkan e-book  tentang kiat-kiat menulis. Tidak hanya kiat-kiat memulai menulis, beliau juga memotivasi saya dalam e-book tersebut. Wah, saya senang sekali.
                Kembali kepada acara meet penulis “Menulis blog bisa menghasilkan uang banyak”. Saya baru mengetahui bahwa Pak Jonru adalah seorang penulis lepas yang telah memiliki banyak prestasi. Sekaligus founder PenulisLepas.com, dan penulis buku “Menerbitkan Buku itu Gampang”. Pengajar di Writers Academy. Saya mendapatkan banyak sekali manfaat dari menghadiri acara malam itu. Apa lagi malam itu saya bertemu langsung dengan beliau. Selain itu narasumber malam itu ada Rene Soehardono, penulis buku “Your Job Is Not Your Career”. Sebelum acara dimulai, saya sempat mengobrol dengan beliau. Saat itu saya belum tahu bahwa beliau adalah orang yang menulis buku “Your Job Is Not Your Career”. Orangnya ramah, asyik, humoris, and smiling. Setelah acara dimulai dan beliau menjadi salah satu narasumber pada acara itu, barulah saya mengetahui bahwa beliau adalah Rene Soehardono, penulis buku “Your Job Is Not Your Career”. Saya sangat bangga sekali dapat berbicara langsung dengan beliau.










Rabu, 20 April 2011

Mahasiswakah Kalian?

Mahasiswakah kalian ?

Lantaran temen mengcopy paste tugas salah satu mata kuliah di kampus, sia-sialah semua yang sudah saya kerjakan dengan penuh pengorbanan, tenaga, pikiran, dan waktu. Begitulah sifat mahasiswa di kelas, kecuali hanya beberapa (taruhlah pengecualian itu saya). Jika mendapatkan tugas dari dosen mereka tidak cepat tanggap untuk segera mengerjakan hingga akhirnya tidak mengerjakan tugas tersebut. Alhasil, mengcopy paste dan mencontek pada satu sumber (dalam hal ini saya). Saya sudah mengira sebelumnya bahwa sang dosen yang sangat bijak dan sangat memahami karakter mahasiswanya menolak tugas-tugas hasil copy paste, termasuk hasil tugas saya selaku sumber yang mengerjakan (satu-satunya orang yang mengerjakan tugas). Dosen sekaligus bisa dibilang kepala rector yang memberikan tugas menolak hasil copy paste para mahasiswa (termasuk tugas asli yang dijadikan copy-an). Pada saat salah satu mahasiswa menanyakan tugas tersebut, saya dengan ringan menjawabnya bahwa saya sudah mengerjakannya. Mahasiswa tersebut berkata “Mana tugas lu, sini gw photo copy….” Katanya dengan penuh percaya diri lalu menunggu saya mengeluarkan hasil print out tugas yang saya buat di rumah hampir 5 jam dari dalam tas. Saya berkata kepada mahasiswa tersebut, “Lho kan nggak boleh sama___ (menyebutkan nama mahasiswa tersebut). Mahasiswa tersebut menjawab, “Ya elah nggak apa-apa. Bilang aja kerja kelompok….”. Saya terdiam.
Lalu seorang mahasiswi datang dan ia ikutan mengcopy hasil print out saya. Mereka berdua membawa print out hasil kerja saya untuk di photo copy. Tidak lama mereka kembali ke kelas. Mereka mengcopy dalam jumlah beberapa rangkap untuk dibagikan kepada mahasiswa lain. “Masya Allah…!!” Begitu mudahnya mereka melakukan tindakkan seperti itu tanpa rasa malu. Saya berdecak heran kepada mereka. Padahal kalo saya jadi mereka lebih baik tidak mengerjakan tugas sama sekali dari pada mengcopy hasil karya orang lain. Mungkin tingkat kedewasaan saya yang menjadikan saya berpikir seperti itu (umur saya memang jauh lebih dewasa beberapa angka dari mereka). Tapi saya pikir ini tidak hanya factor usia yang membedakan saya dengan mereka. Mungkin saja tingkat kecerdasan kemahasiswaan mereka (mungkin termasuk saya) berada di bawah rata-rata (maaf jika ada yang tersinggung, itulah yang selalu diucapkan sang dosen kepada kami).
Sementara saya sendiri masih ragu terhadap tingkat kebenaran tugas tersebut. Dosenpun masuk kelas dan menanyakan tugas yang beliau berikan sekitar dua minggu yang lalu. Ketahuanlah bahwa mereka telah mengcopy milik saya. Dosen bertanya mengenai sumber yang mengerjakan tugas. Saya mengacungkan jari telunjuk, karena memang sayalah sumbernya. Terucaplah kalimat-kalimat dari dosen yang menyudutkan saya (istilah kasarnya beliau membego-begokan saya secara tidak langsung, bahwa betapa bodohnya saya memberikan hasil keringat saya sendiri dengan mengizinkan mahasiswa mengcopy hasil tugas saya). Saya tidak berkata apa-apa, saya hanya diam dan tersenyum, karena saya menyadari saya ini tidak tegas. Toh, sebelumnya saya berpikir, tak apalah dosenpun akan tau kalau itu hasil kerja saya. Namun apa ? sang dosen tidak memberikan nilai kepada semua mahasiswa yang mengcopy hasil tugas saya. Parahnya lagi saya juga tidak dapat apa-apa selain sebuah penilaian buruk tentang diri saya. Pada saat itu saya merasa malu sekali, tidak pada teman-teman yang mengcopy hasil tugas saya, melainkan malu kepada sang dosen dan malu terhadap diri sendiri. Dari kejadian ini saya ingin belajar dari tindakkan salah saya ini. Bagi kalian teman-teman, please mengertilah. Jadilah seorang mahasiswa yang sebenarnya, bukan menjadi mahasiswa yang hanya berpenampilan sebagai mahasiswa belaka. Kepada sang dosen, terima kasih banyak atas penilaian yang membangun ini………